RSS

14 Juli 2010

Kening Takdir

siang hendak pulang pada wajah malam
Tergurat senandung rindu burung ababil
dalam kepakan sayapnya yang merdu

Penghuni bumi terperangkap dalam kamuflase
Sementara ajal terus mengejarku tanpa lelah

Wajahnya menyala seperti hendak merajamku
Aku berlari
bersama detik-detik yang hampir patah

Meski aku tau esok
Takdir-Nya pasti memaksaku mencium keningnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar