RSS

17 April 2009

PANCASILA MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN

Kontek Pancasila dihubungkan dengan dimensi ideologi dalam kemampuannya mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Pancasila
1.Ketuhanan yang maha esa
2.Kemanusiaan yang adil dan beradap
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

a.Pancasila sebagai sebuah ideologi menjiwai karakter masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang beragama yang hal ini tertuang dalam sila pertama Pancasila.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin pesat masyarakat Indonesia dituntut untuk tetap berpegang teguh kepada keyakinan beragama masing-masing, hal ini disesuaikan dengan sila pertama Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara dimana tiap-tiap warga negara harus beragama, apabila dia tidak beragama (tidak percaya terhadap adanya Tuhan) maka dia tidak dibenarkan berada dalam wilayah kesatuan republik Indonesia.

b.Melihat masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang mayoritas beragama Islam sebenarnya semua sila-sila dari Pancasila juga sudah menjiwai ajaran Islam secara komprehensif sehingga Pancasila akan tetap relevan dengan masyarakat Indonesia sebagai mayoritas pemeluk agama Islam.

c.Melihat masyarakat Indonesia secara umum yang memiliki berbagai keragaman, baik budaya, agama, ras, etnis, bahasa, dan lain-lain sebenarnya semuanya sudah dicover oleh lima sila Pancasila yang kesemua keragaman itu akan dijamin kelangsunganan dan keutuhannya. Sebagai masyarakat yang beragama sudah dijamin dalam sila pertama Pancasila, sebagai masyarakat yang berbudaya dan bernorma juga sudah tercermin dalam sila ke dua Pancasila, sebagai masyarakat yang super majemuk dicover oleh sila ke tiga Pancasila, dalam lingkup kenegaraan sebagai sebuah negara yang menganut sistem pemerintahan yang demokratis rakyat dan kesepakatan bersama (musyawarah) menjadi bagian utama yang hal ini tercermin dalam sila ke empat. Sebagai sebuah negara yang mempunyai masyarakat super majemuk tadi tentunya sangat dibutuhkan sebuah implementasi dari masing-masing sila tersebut yang akan dapat dirasakan oleh masyarakat nantinya, hai ini juga sudah secara spesifik tercover oleh sila ke lima Pancasila.

d.Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Pancasila mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan segala kondisi perkembangan zaman.

MEMBANGUN KUALITAS DIRI DENGAN KREATIFITAS

MEMBANGUN KUALITAS DIRI
DENGAN KREATIFITAS


A.Kreatifitas
Kreatifitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mewujudkan suatu ide baru. Kemampuan tersebut dapat diperoleh dari akal pikiran atau juga dari kemampuan intuitif. Kemampuan ini secara inheren berada dalam setiap diri manusia, dapat di bangkitkan dan dikembangkan untuk membantu memecahkan masalah sehari-sehari. Pikiran kreatif perlu diturunkan dalam bentuk yang applicable agar konkrit memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Secara umum kreatifitas dapat kita bedakan menjadi dua, pertama kreatifitas rasional yaitu sebuah kreatifitas yang dibangkitkan dan dikembangkan melalui pikiran yang rasional. Kemudian yang kedua kreatifitas intiutif yaitu sebuah kreatifitas yang tidak terpikirkan, kreatifitas ini muncul secara inspiratif tanpa secara sengaja dihadirkan atau dipikirkan.
B.Catatan Aktifitas Saya Sehari-hari yang Berkaitan dengan Kreatifitas Baik yang Rasioanal maupun Intuitif.
Hari Selasa
02 September 2008
Untuk menghemat pengeluaran dalam anggaran belanja, saya berfkir semua pengeluaran harus di tekan seminimal mungkin. Pada saat itu saya ingin memfotocopi panduan mata kuliah Bahasa Inggris yang kebetulan agak banyak atau tebal, maka saya menyiasatinya dengan memperkecil saja hasil fotocopinya dari aslinya. Dengan demikian uang yang akan saya keluarkan bisa lebih sedikit dan kemudian kelebihan anggarannya bisa kita gunakan untuk keperluan lain yang mungkin lebih penting. (Kegiatan ini dapat kita kategorikan sebagai kreatifitas rasional karena kreatifitas yang kita lakukan sudah kita pikirkan sebelumnya).
Hari Rabu
03 September 2008
Sudah menjadi kebiasaan setiap hari Rabu saya akan berada di kampus hampir sehari penuh karena pada hari itu saya ada tiga mata kuliah yang harus ditempuh, agar tidak tergesa-tergesa dan untuk menghemat tenaga dan keuangan maka saya langsung shalat Dhuhur di Masjid kampus tanpa pulang terlebih dahulu ketempat kost, lebih-lebih hari itu bulan puasa jadi tubuh ini sudah pasti sangat lemah. (Kegiatan ini dapat kita kategorikan sebagai kreatifitas rasional karena kreatifitas yang kita lakukan sudah kita pikirkan sebelumnya).
Hari Kamis
04 September 2008
Agar waktu tidak terlalu terbuang percuma pada hari kamis saya sering meluangkan waktu untuk berkunjung ke perpustakaan, mengingat pada hari itu matakuliah saya hanya satu. Setelah kuliah selesai, saya langsung menuju perpustakaan untuk membaca buku-buku yang ada disana sekaligus kita bisa browsing atau negenet gratis karena disana juga disediakan komputer yang sudah terkoneksi dengan internet sehingga disana kita juga bisa melihat kondisi dunia meski hanya lewat dunia maya.
Mungkin bagi mereka yang tidak punya pikiran kreatif ketika misalnya tidak ada kuliah atau sedang tidak ada dosennya kadang hanya dibuat untuk ngobrol tentang hal-hal yang kurang bermanfaat, tapi bagi kita yang kreatif waktu kosong adalah suatu kesempatan emas yang tidak boleh hilang begitu saja. (Kegiatan ini dapat kita kategorikan sebagai kreatifitas rasional karena kreatifitas yang kita lakukan sudah kita pikirkan sebelumnya).
Hari Jum’at
05 September 2008
Pada hari jum’at ini saya harus menghemat tenaga dengan ikut sholat Jum’at di Masjid kampus agar tidak terlambat untuk mangikuti kuliah di jam ke tiga (3) karena waktunya mepet dengan waktu sholat jum’at. Ketika harus pulang ke tempat kost maka akan sangat menyita waktu dan tenaga karena jarak yang harus saya tempuh kurang lebih lima ratus meter dari kampus, sehingga saya putuskan saja untuk tetap di kampus sekaligus shalat Jum’at di sana. Ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dengan tetap di kampus yaitu kita bisa shalat jum’at dengan lebih tenang dan tidak akan tergesa-gesa saat masuk kelas untuk mengikuti kuliah. (Kegiatan ini dapat kita kategorikan sebagai kreatifitas rasional karena kreatifitas yang kita lakukan sudah kita pikirkan sebelumnya).
Hari Sabtu
06 September 2008
Karena pada hari Sabtu di kampus di adakan kegiatan Studentday yang hal itu merupakan kegiatan lanjutan dari Ormaba (Orientasi Mahasiswa Baru) kemarin. Di dalam Studentday tersebut di sajikan atau di presentasikan Berbagai Kegitan Kemahasiswaan (UKM) yang ada di Unijoyo, agar tau lebih lanjut tentang kegiatan-kegiatan yang di presentasikan tersebut saya menyempatkan diri untuk bertanya sedikit tentang kegiatan UKM itu. Dari pertanyaan-pertanyaan yang saya sampaikan saya dapat menangkap lebih banyak informasi-informasi yang mungkin belum disampaikan oleh teman-teman pengurus UKM sehingga saya nantinya bisa menentukan pilihan untuk ikut UKM yang mana.
Seandainya saya hanya diam dan pasif maka kemungkinannya akan kesulitan untuk mengetahui lebih jauh tentang kegiatan dari masing-masing UKM yang ada di Unijoyo. Keberanian untuk bertanya disini saya anggap sebagai sebuah kreatifitas tersendiri untuk memperoleh informasi lebih banyak. (Kegiatan ini dapat kita kategorikan sebagai kreatifitas rasional karena kreatifitas yang kita lakukan sudah kita pikirkan sebelumnya).
Hari Minggu
07 September 2008
Hari ini merupakan hari khusus untuk istirahat, maka di hari tersebut selain digunakan untuk istirahat masih juga saya gunakan untuk membereskan semua pekerjaan rumah yang bisa diselesaikan seperti mencuci dan lain-lain.
Seandainya kita punya asumsi bahwa tubuh juga perlu untuk istirahat maka kita sudah seharusnya bersikap adil dan tidak dzolim meskipun kepada diri sendiri, yaitu ketika waktunya istirahat maka waktu itu kita gunakan untuk istirahat semaksimal mungkin, sehingga tubuh ini memperoleh haknya sesuai dengan kebutuhannya.
Tapi bagi orang-orang yang kreatif waktu untuk istirahat tidak selamanya harus digunakan penuh untuk kebutuhan istirahat, mereka akan berfikir bahwa istirahat yang baik adalah proporsional dan profesional, sehingga meski pada saat istirahatpun masih akan ada waktu luang untuk menciptakan suatu hal yang bermanfaat. (Kegiatan ini dapat kita kategorikan sebagai kreatifitas rasional karena kreatifitas yang kita lakukan sudah kita pikirkan sebelumnya).
Hari Senin
08 September 2008
Pada hari Senin ini mata kuliah saya juga hanya satu, setelah selesai kuliah di depan kelas saya sempat melihat karya teman-teman di pampang di sebuah mading yang ada di depan kelas itu, setelah melihat dan membaca sekilas beberapa karya yang terpajang disana dalam benak saya kemudian muncul keinginan bahwa saya juga harus bisa seperti mereka atau bahkan lebih hebat dari mereka.
Dari sinilah kemudian saya merasa bahwa saya harus lebih banyak lagi mencari informasi agar saya bisa menulis dan bisa menyampaikan opini, gagasan maupun pemikiran yang ada dalam diri saya. Karena kalau opini atau gagasan saya hanya disampaikan melalui lisan kecenderungannya sangat kecil bisa diterima dan dibaca oleh orang lain, tapi kalau opini saya disampaikan melalui sebuah media maka kemungkinannya akan lebih banyak di ketahui oleh orang lain. (Kegiatan ini dapat kita kategorikan sebagai kreatifitas intuitif karena kreatifitas yang kita lakukan tidak terpikirkan sebelumnya).
MELATIH DIRI UNTUK KELUAR DARI SIKAP NEGATIF

Kegiatan sehari-hari yang saya lakukan yang berkaitan dengan usaha untuk keluar dari sikap-sikap negatif.
Hari Selasa
09 September 2008
Untuk pertama kali saya terlebih dahulu menyimak penjelasan dosen yang menerangkan atau mendiskusikan tentang bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari sikap negatif yang sering kali kita lakukan dalam keseharian kita dengan menyimak dan memperhatikan penjelasan-penjelasan dari dosen tadi berarti kita sudah memulain untuk berubah kebiasaan kita dari yang kurang baik (negatif )menuju ke hal yang lebih baik (positif).
Hari Rabu
10 September 2008
Ketika kuliah sudah di mulai pada hari Rabu, kebetulan mata kuliah jam pertama adalah PTE Mikro maka saya sudah memberanikan diri menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti dalam perkuliahan tersebut.
Dengan demikian saya sudah mulai membuang sedikit demi sedikit kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik seperti selalu pasif di dalam kelas berubah menjadi lebih aktif dengan menanyakan berbagai hal yang kurang di mengerti dalam perkuliahan.
Hari Kamis
11 September 2008
Hari kamis ini kebetulan mata kuliah yang ada di jadwal adalah mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) sekaligus mata kuliah Mentalitas, saya mencoba bertanya lebih bayak tentang bagaimana menciptakan sikap-sikap positif agar mampu keluar dari sikap-sikap negatif. Menurut dosen Agama saya, hal pertama dan utama yang harus kita lakukan adalah menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara memperbanyak kuantitas dan kualitas ibadah yang kita lakukan, oleh karena itus saya mencobanya sebisa dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang saya miliki seperti membiasakan diri melakukan shalat sunnah rawatib (shalat sunnah sebelum dan sesudah shalat wajib).
Dengan memperbanyak kegiatan ibadah (terutama shalat) diharapkan akan juga membentuk kebiasaan-kebiasaan positif dalam diri kita, karena oleh agama dijelaskan bahwa shalat dapat mencegah perbuatan-perbuatan keji dan perbuatan munkar, tentunya dengan kualitas shalat yang betul-betul bagus tidak hanya asal-asalan shalat tanpa kita mengerti esensi dari shalat itu sendiri.
Hari Jum’at
12 september 2008
Setelah menerima mata kuliah Kreatifitas keinginan saya semakin mantap untuk keluar dari kebiasaan-kebiasaan negatif menuju kebiasan positif, pada hari jum’at itu seperti biasa kaum muslimin diwajibkan untuk melaksanakan sholat jum’at secara berjemaah maka saya berusaha untuk lebih awal dan berada di posisi shaf paling depan dan hal ini menjadi harapan akan tetap membekas dalam kehidupan selanjutnya.
Karena dengan datang ke mesjid lebih awal kita akan leluasa mencari tempat yang paling utama yaitu posisi shaf paling depan dan paling dekat dengan posisi imam, dan yang paling penting agar terbiasa disiplin dan tidak tergesa-gesa dalam setiap melakukan sesuatu karena ketergesa-gesaan akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik dalam segala hal.
Hari Sabtu
13 septermber 2008
Setiap hari sabtu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Trunojoyo mengadakan kegiatan Studentday yang hal ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Ormaba sebagai media pemantapan terhadap materi-materi yang kurang terserap oleh mahasiswa baru peserta ormaba kemarin.
Dalam kesempatan ini studentday juga diisi dengan materi-materi yang bagus, dengan mendatangkan pemateri dari luar yang memang berkompeten. Materi yang diberikan bertemakan ”Kecerdasan Holistik” dalam materi ini di jelaskan bahwa kecerdasan manusia terdiri dari tiga kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Menurut sang pemateri salah satu dari kecerdasan di atas merupakan salah satu penentu kesuksesan seseorang yaitu kecerdasan intelektual, namun kecerdasan ini hanya menentukan kesuksesan seseorang dalam hal yang cenderung bersifat materi, untuk mencapai kesuksesan secara menyeluruh kita harus menggabung semua kecerdasan yang ada.
Oleh karena itu saya mencoba melatih kesabaran dan keikhlasan semaksimal mungkin karena kesabaran dan keikhlasan termasuk salah satu dari kecerdasan emosional dan spiritual.
Hari Minggu
14 september 2008
Dengan momentum bulan puasa saya ingin mencoba untuk mlatih diri menjadi lebih baik,keluar dari kebiasan negatif menuju kerbiasan positif,salah satu hal yang sudah harus kita biasakan adlah kita bangun pada waktu sepertiga malam untuk melakukan sahur,hal ini sebisa mungkin akan tetap membekas dalam seharian kita setelah bulan ramadhan berlalu.
Hari Senin
15 september 2008
Yang pada hari-hari awal masuk di Universitas Trunojoyo saya masih sangat canggung untuk langsung akrab dengan masyarakat kampus dengan diadakannya acara mentoring yang sekaligus peringatan Nuzulul Qur’an saya mencoba untuk memperbanyak teman, sahabat. Dengan cara membentuk kelompok-kelomok kecil yang kemudian saling bertukar pikiran sehingga keakraban lebih terjalin.

MELATIH DIRI UNTUK MENGATASI STRES DAN MELATIH DIRI UNTUK BERSIKAP OPTIMIS

Catatan aktifitas saya yang berkaitan dengan hal-hal yang membuat stres dan sikap optimis menghadapi perasaan stres itu.
Hari Selasa
16 September 2008
Sangat manusiawi memang ketika mendengar sebuah kabar gembira saya langsung merasa senang sekali, pada hari itu saya mendengar informasi dari teman-teman senior bahwa sore harinya nanti akan ada buka puasa bersama di salah satu cabang organisasi ekstra kampus di Bangkalan yaitu di komisariat cabang organisasi itu, dan kebetulan saya termasuk sebagai anggota di dalamnya. Sebelum berangkat saya harus mencari tumpangan dulu pada teman-teman senior karena saya belum tahu di mana lokasi acara tersebut, setelah ada tumpangan saya langsung berangkat dan tidak begitu lama saya sudah sampai ditempat acara. Karena saya agak terlambat berangkatnya sampe di sana ternyata suda adzan magrib secara otomatis acara disana sudah langsung di mulai, akhirnya saya dan teman saya hanya kebagian air minum kemasan gelas dan sepotong buah semangka, untuk nasi bungkusnya sudah tidak kebagian karena terlambat tadi datangnya. Hati agak kecewa dengan hal itu, tapi yang lebih parah lagi sudah saya tidak kebagian nasi setelah mau pulang ternyata sandal saya hilang. Nah inilah puncak kekesalan yang saya rasakan, pikiran saya hampir stress dibuatnya. Tapi ternyata tidak cukup disitu teman yang pada waktu berangkat bersama dengan saya ternyata juga menghilang entah kemana, terpaksa saya harus jalan kaki dari tempat acara ke jalan raya sambil telanjang kaki kemudian saya cek uang yang saya miliki ternyata juga sangat terbatas, maka perasaan stress makin parah.
Tapi dengan perasaan sangat optimis saya melangkah menuju jalan raya dan menghentikan angkot, saya yakin kalau sampai di tempat tujuan meski tanpa numpang lagi pada teman yang sama-sama pada saat berangkat, dan ternyata apa yang terjadi? Ternyata setelah saya masuk kedalam angkot disana ada dua kakak senior saya yang kebetulan juga pulang pakai angkot, tetapi kebaikan mereka berdua akhirnya ongkos angkotnya di bayari oleh mereka jadi saya tidak perlu lagi mengeluarkan biaya.
Hari Rabu
17 September 2008
Seperti biasa tiap hari rabu saya harus menghadapi tiga mata kuliah dalam satu hari, PTE Mikro, Pengantar Bisnis dan PTE Makro yang paling membosankan bagi saya adalah ketika mata kuliah Pengantar Bisnis berlangsung karena seakan-akan kelas menjadi monoton. Mahasiswa kurang aktif untuk menyampaikan hal-hal apa saja yang kurang di mengerti dan kemudian masih di tambah dengan pemberian tugas yang tidak mudah yaitu teman-teman mahasiswa di suruh meneliti sebuah dunia usaha kemudian menklasifikasikannya, ini yang membuat saya menjadi agak stres, karena sebelumnya tidak penjelasan yagn cukup detil tentang ciri-ciri dunia usaha yang akan kita teliti. Tapi setelah saya kaji kembali apa tujuan saya masuk ke Unijoyo dan apa tujuan masuk di jurusan studi menejemen, maka sangat tidak rasional jika saya harus menolak ketentuan-ketentuan yang ada di Unijoyo khususnya di program studi yang saya ambil. Dari sini saya mencoba berfikir ulang untuk menghilangkan rasa stress itu, ternyata setelah saya pikir saya di Unijoyo ini adalah untuk menuntut ilmu tidak untuk main-main.
Maka dari itu saya di berikan tugas untuk mengasah ataupun mengapklikasikan ilmu yang kita peroleh sebenarnya, nah dari sinilah saya bangun sebuah optimisme yang cukup besar bahwa saya harus bisa dan saya harus mencoba, urusan gagal adalah belakangan.
Hari Kamis
18 September 2008
Hari kamispun mata kuliah juga ada tiga, suasana perkuliahan juga tidak terlalu berbeda dengan yang lain yaitu sangat menjenuhkan, setelah matakuliah Pendidikan Agama Islam selesai kemudian diganti dengan matakuliah selanjutnya yaitu Mentalitas dan Pengantar Akuntansi, mata kuliah Mentalitas dan Pengantar Akuntasi ini juga sama-sama menjenuhkan karena suasana kelas cenderung monoton dan kelihatannya materi kuliah yang disampaikan itu tidak terstruktur dengan jelas. Sehingga terkadang ada materi yang sudah selesai dibahas kemudian masih di ulang lagi dipertemuan berikutnya, untuk mengatasi kejenuhan ini saya hanya menemukan satu atau sedikit cara yaitu bertanya sebanyak-banyaknya agar kondisi kelas tidak vakum, karena saya yakin bahwa kejenuhan ini atau rasa stress ini bisa kita hilangkan dari pikiran kita.
Hari Jum’at
19 September 2008
Sebagai manusia kita sadari atau tidak, manusia selalu merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup dengan kondisi yang ada, satu misal saya sendiri ketika kuiah lagi padat dalam sehari ada 3 matakuliah misalnya maka pikiran saya merasa jenuh dan stress tetapi sebaliknya ketika tidak ada kegiatan sama sekali seperti pada hari jum’at kondisinya tidak jauh berbeda yaitu pikiran juga jenuh dan stress karena tidak ada kegiatan yang bisa membuat pikiran menjadi fres atau segar.
Untuk menghilangkan perasaan jenuh dan stress itu saya hanya tidur pulas seakan tidak ada beban hidup yang harus ditanggung, saya hanya bangun ketika waktu shalat jum’at sudah tiba, setelah shalat jum’at selesai maka saya langsung tidur lagi. Karena kebiasaan tidur terus-menerus seperti ini merupakan suatu sikap bermalas-malasan meskipun tadinya hal ini merupakan sebuah solusi untuk menghilangkan rasa stres tapi hal ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus terjadi, karena saya yakin hal ini bisa dirubah dengan cara mengalihkan ke sebuah kegitan-kegiatan yang lebih bermanfaat namun kegiatan tersebut tidak terlalu menjenuhkan.
Hari Sabtu
20 September 2008
Hari sabtu tanggal 20 September 2008 ini merupakan hari terakhir di laksanakannya ”Studentday” oleh BEM Universitas Trunojoyo, namun kegiatan terakhir ini kelihatannya tidak semenarik seperti pada hari-hari sebelumnya, jika hari-hari sebelumnya kegiatan itu diisi dengan materi-materi yang dapat memberi motivasi terhadap pola pikir teman-teman untuk lebih maju tapi dihari terakhir kegiatan ”Studentday” itu lebih pada pengenalan-pengenalan terhadap UKM-UKM yang ada di Universitas Trunojoyo, hal ini juga membuat saya agak jenuh dan stres. Untuk menghilangkan kejenuhan itu saya bersama teman-teman mohon ijin kepada panitia untuk keluar dari ruangan sebentar dan ngobrol-ngobrol dengan teman dengan tema yang cukup hangat, ternyata rasa jenuh itu bisa sedikit terobati meski tidak secara keseluruhan dapat dihilangkan.
Hari Minggu
21 September 2008
Program ”Student Day” ini ternyata tidak hanya di laksanakan oleh teman-teman BEM Universitas, tapi juga di laksanakan oleh teman-teman BEM Fakultas. Kebetulan pada hari minggu tanggal 21 September 2008 itu merupakan minggu kedua di laksanakannya kegiatan Student Day, dan pada saat itu yang mengisi materi tidak ada tapi hanya diisi dengan sebuah pengenalan dari masing-masing UKM Fakultas di Fakultas Ekonomi. UKMF yang dikenalkan pada hari itu dari UKMF Inkams yaitu salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas yang bekerja dibidang tulis menulis. Awalnya pikiran saya hampir saja mencapai titik jenuh karena suasana kegiatan terkesan monoton tanpa melibatkan peserta untuk ikut aktif bertanya misalnya. Tapi kemudian teman-teman panitia memutarkan sebuah film yang mengisahkan tragedi memilukan yang dialami oleh teman-teman mahasiswa pada masa Orde Baru, dimana teman-teman mahasiswa pada saat itu sedang melakukan unjuk rasa atau demontrasi kemudian di tembaki oleh aparat hingga menghembuskan nafas terakhir.
Hali ini yang saya jadikan sebagai solusi untuk menghilangkan kejenuhan yang sedang saya alami, karena ketika saya menonton film itu secara otomatis rasa jenuh itu hilang berganti rasa iba dan kasihan terhadap nasib teman-teman yang gugur dalam peristiwa tersebut. Dari sini saya mencoba membangun sebuah optimisme untuk merubah paradigma atau pola pikir saya pribadi khususnya, untuk tidak meniru para pemimpin-pemimpin kita yang tidak benar.
Hari Senin
22 September 2008
Sehabis kegiatan perkuliahan matematika bisnis saya dan teman-teman berencana ikut kegiatan seminar yang di laksanakan oleh teman-teman BEM Fakultas Ekonomi yang bertemakan Zakat, setelah itu kami langsung masuk keruangan tempat acara di laksanakan yaitu di Auditorium lantai dua Kantor Pusat, tapi setelah acara dimulai ternyata para pemateri tidak kunjung datang, akhirnya acara menjadi vakum dan memicu kondisi pikiran saya untuk jenuh dan stres, karena jam sudah agak siang dan hampir mendekati waktu shalat Dzuhur maka kami mohon ijin dulu kepada panitia untuk istirahat terlebih dahulu kemudian kami kemesjid untuk melaksanakan shalat Dzuhur, sehabis shalat saya sempatkan untuk keperpustakaan dulu untuk membaca beberapa koran dan majalah untuk sekedar merefres kejenuhan yang terjadi mulai tadi.
Pada jam setengah satu kami kembali masuk ke ruang auditorium untuk mengikuti kegiatan lanjutan dari seminar itu. Dari seminar itu saya dapat sedikit tambahan ilmu bagaimana membangun sebuah optimisme dalam kehidupan ini. Karena dalam seminar itu di jelaskan bagaimana sebenarnya kondisi saudara-saudara kita yang berada dibawah garis kemiskinan bisa bertahan hidup dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas.
Hari Jum’at
26 September 2008
Ketika libur puasa dan libur lebaran berlangsung saya pulang ke kampung halaman, namun dalam perjalanan pulang dalam benak saya berfikir tentang apa saja yang telah dapat selama masuk sampai libur ini. Ternyata setelah saya pikir telah banyak hal-hal baru yang saya dapatkan terutama yang berkaitan dengan motivasi dan semangat untuk terus maju dan berkembang kearah yang lebih positif.
Yang sangat saya rasakan adalah perasaan atau pola pikir yang stagnan kini sudah mulai ada perubahan, yang pertama ketika saya menghadapi suatu permasalahan tanpa mencobanya terlebih dahulu sudah merasa tidak bisa, tapi sejak awal masuk ke kampus ini sampai sekarang sudah ada perubahan yaitu selalu optimis bahwa saya bisa, meskipun nantinya kenyataan akan berkata lain tapi saya akan lebih bisa menerima di bandingkan sebelum saya ada di kampus ini.
Hari Rabu
01 Oktober 2008
Bertepatan dengan hari raya idul fitri 1429 H seperti biasa teman-teman dan tetangga akan tampil dengan segala sesuatu yang serba baru, terutama ketika mereka akan melaksanakan shalat Id dan bersilaturrahim ke sanak saudaranya sudah biasa mereka memakai pakaian baru, hal ini mungkin hanya akan dapat diraskan oleh mereka yang punya kemampuan finansial di atas rata-rata, bagi saya pakaian-pakaian baru semacam itu akan sulit merasakannya dikarenakan kondisi finansial yang sangat terbatas, tapi kalau kita mau menelaah lebih jauh sebenarnya kita masih bisa menikmati hal-hal baru itu meski tidak secara fisik yaitu kita akan menikmati atau merasakan nuansa jiwa yang baru karena telah melewati satu bulan penuh bulan yang penuh rahmah, hikmah, ampunan dan keberkahan yang akan memberikan motivasi tersendiri bagi jiwa kita untuk berubah kearah yang lebih baik.
Kitapun juga dapat memperbaharui ikatan silaturrahim yang mungkin sudah mulai usang, dengan demikian sayapun juga masih bisa menikmati suatu hal yang baru meskipun hanya menurut persepsi saya sendiri. Sehingga saya yakin bahwa yang dapat menikmati hal-hal baru itu tidak hanya mereka yang berada dalam taraf ekonomi menengah keatas, tapi saya yang berada dalam deretan ekonomi lemahpun masih bisa menikmati meskipun dengan cara yang berbeda.
Hari Rabu
08 Oktober 2008
Ternyata terlalu lama menikmati masa libur itu juga menjenuhkan ketika tanpa diimbangi dengan kegiatan-kegiatan yang berarti, untuk sedikit mengurangi rasa jenuh menikmati liburan yang agak lama itu saya bersama teman-teman berinisiatif untuk mengadakan kegiatan silaturrahim antar teman dengan menggunakan waktu yang dirasa sangat tepat yaitu lebaran ketupat. Ternyata antusiasme teman-teman sangat besar sehingga kegiatan tersebut berlangsung dengan lancar dan teman-teman merasa terobati semua kejenuhannya melalui kegiatan silaturrahim tersebut.
Hari Minggu
12 Oktober 2008
Waktu untuk kembali ketempat menimba ilmu dan pengalaman sudah tiba sedangkan persiapan yang diperlukan masih belum maksimal terutama persiapan disisi finansial. Pada saat itu saya hanya punya uang sekitar seratus ribuan lebih, tapi saya yakin bahwa saya akan bisa berangkat dan bertahan disana selama mungkin dengan berbagai konsekuensinya.
MELATIH DIRI UNTUK KELUAR DARI BELENGGU ATURAN

Beberapa kegiatan yang saya lakukan dalam mencoba keluar dari belenggu aturan atau belenggu kebiasaan agar semakin memantapkan perilaku-perilaku yang lebih positif.

Hari : Selasa
Tanggal : 14 Oktober 2008
Kebiasaan/Aturan : Rutinitas diluar perkuliahan
Bentuk pelanggaran : Tidak belajar terlebih dahulu mata kuliah yang akan dilaksanakan besok harinya
Hasil yang dirasakan : Saat berada di kelas kebingungan sudah sampai dimana mata kuliah yang dibahas.

Hari : Rabu
Tanggal : 15 Oktober 2008
Kebiasaan/Aturan : Shalat lima waktu.
Bentuk pelanggaran : Shalat ashar tidak dilakukan pada awal waktu.
Hasil yang dirasakan : Hati tidak tenang atau selalu gelisah ketika sedang istirahat karena takut waktu shalat ashar akan segera habis

Hari : Kamis
Tanggal : 16 Oktober 2008
Kebiasaan/Aturan : Waktu istirahat
Bentuk pelanggaran : Tidur malam terlalu larut tanpa ada keperluan yang jelas atau sekedar begadang tanpa guna
Hasil yang dirasakan : Pada saat kuliah berlangsung mata sangat ngantuk sehingga sangat kesulitan menangkat materi yang diberikan oleh dosen.

Hari : Jum’at
Tanggal : 17 Oktober 2008
Kebiasaan/Aturan : Kerapian dan kesopanan dalam berpakaian saat berada di kampus.
Bentuk pelanggaran : Memakai celana pendek dan tidak memakai sepatu saat kekampus meskipun pada saat itu tidak ada kegiatan perkuliahan tapi hanya ingin masuk kedalam perpustakaan untuk membaca buku dan menggunakan fasilitas komputer.
Hasil yang dirasakan : Saat saya akan masuk keperpustakaan dan mengambil kartu anggota perpustakaan untuk ditunjukkan kepada petugas perpus ternyata oleh petugas perpustakaan saya tidak diperbolehkan masuk karena saya dianggap tidak mematuhi peraturan yang ada di perpustakaan.

Hari : Sabtu
Tanggal : 18 Oktober 2008
Kebiasaan/Aturan : Kebiasaan disiplin
Bentuk pelanggaran : Tiap hari sabtu di kampus diadakan kegiatan student day/ospek lanjutan oleh BEM Fakultas, sebelum berangkat seharusnya saya sudah mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut seperti membawa kartu kendali, tapi saya kemudian tergesa-gesa berangkat karena dari paginya terlalu santai tidak mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Hasil yang dirasakan : Sesampainya di kampus saya langsung diingatkan oleh teman-teman bahwa kalau hadir tapi tanpa membawa kartu kendali tersebut sama halnya dengan tidak hadir, maka terpaksa saya harus pulang untuk mengambil kartu kendali itu.

Hari : Minggu
Tanggal : 19 Oktober 2008
Kebiasaan/Aturan : Waktu istirahat
Bentuk pelanggaran : Biasanya tiap hari libur kuliah saya selalu menggunakan waktu saya untuk istirahat semaksimal mungkin, tapi pada hari Minggu ini saya mencoba untuk tidak tidur siang yang kemudian di alihkan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah.
Hasil yang dirasakan : Pada sore hari dan malam harinya mata memang agak ngantuk lebih awal karena waktu istirahat siang sudah digunakan untuk yang lain, tapi perasaan ini terasa lebih tenang karena tugas-tugas bisa diselesaikan lebih awal.

Hari : Senin
Tanggal : 20 Oktober 2008
Kebiasaan/Aturan : Pergaulan/persahabatan
Bentuk pelanggaran : Saya termasuk orang yang tidak bageitu suka bergaul, tapi hari senin kemarin saya mencoba untuk menjalin silaturrahim dengan banyak teman. Biasanya kalau saya tidak ada kegiatan kuliah saya hanya menyendiri ditempat saya.
Hasil yang dirasakan : Alhamdulillah dengan memperbanyak bergaul dengan orang lain, teman atau sahabat maka akan lebih banyak informasi dan kebaikan yang akan kita dapatkan (tentunya bergaul dengan orang, teman atau sahabat yang baik).

SISTEM EKONOMI ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN



  1. Latar Belakang

Ada beberapa sistem ekonomi yang di pakai didunia secara umum, yang pertama sistem ekonomi sosialis dimana roda perekonomian sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah sehingga pelaku ekonomi swasta kurang memberikan peran dalam perekonomian tersebut, yang kedua sistem ekonomi liberal yang menitik beratkan perekonimian secara bebas kepada pelaku ekonomi swasta tanpa keikutsertaaan pemerintah secara mendalam sehingga pihak swasta dapat memberikan peran yang sangat besar terhadap perekonomian namun semua sistem ekonomi ini ketika kita lihat secara mendalam masih sangat kurang memberikan perhatian yang berarti kepada masyarakat secara umum.

Masyarakat kecil umumnya akan sangat disengsarakan dengan adanya sistem-sistem ekonomi diatas karena sistem ekonomi tersebut hanya akan menguntungkan kepada pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan (penguasa) dan pihak-pihak yang mempunya modal (pengusaha) dimana pihak-pihak kecil kurang diberikan kekuasaan untuk juga berkiprah dalam dunia perekonomian sehingga hadirlah sistem ekonomi Islam yang akan memberikan keberpihakan secara lebih kepada masyarakat secara umum dan merata khususnya kepada masyarakat dalam tataran ekonomi menengah kebawah.

Dengan sistem ekonomi Islam/syariah yang lebih mengutamakan kebersamaan baik dari keuntungan usaha maupun dalam kegiatan perekonomiannya akan lebih mengutungkan kepada kedua belah pihak yang melakukan transaksi ekonomi.

  1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

    1. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi Islam?

    2. Apa kebaikan sistem ekonomi Islam dibandingkan dengan sistem ekonomi konvensional ?

    3. Mengapa kita harus menggunakan sistem ekonomi Islam?

  1. Batasan Masalah

Pembahasan makalah ini hanya terbatas pada permasalahan-permasalah yang berkaitan dengan teori ekonomi Islam.

  1. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahaui sistem ekonomi Islam (syariah) secara umum selaku kita sebagai umat yang beragama Islam.

BAB II

PEMBAHASAN



  1. Pengertian

Sistem ekonomi Islam adalah sebuah sistem dimana semua kegiatan perekonomian yang dilakukan bertitik tolak pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah sehingga dari masing-masing pihak dari pelaku ekonomi akan saling diuntungkan dan tidak ada yang dirugikan.

  1. Pembahasan

        1. Kebaikan sistem ekonomi Islam dibandingkan dengan sistem ekonomi konvensional :

  1. Konsumsi berlebih-lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut dengan istilah isrâf (pemborosan) atau tabzîr (menghambur-hamburkan harta tanpa guna). Tabzir berarti mempergunakan harta dengan cara yang salah, yakni, untuk menuju tujuan-tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar hukum atau dengan cara yang tanpa aturan. Setiap kategori ini mencakup beberapa jenis penggunaan harta yang hampir-hampir sudah menggejala pada masyarakat yang berorientasi konsumer. Pemborosan berarti penggunaan harta secara berlebih-lebihan untuk hal-hal yang melanggar hukum dalam hal seperti makanan, pakaian, tempat tinggal atau bahkan sedekah. Ajaran-ajaran Islam menganjurkan pola konsumsi dan penggunaan harta secara wajar dan berimbang, yakni pola yang terletak diantara kekikiran dan pemborosan. Konsumsi di atas dan melampaui tingkat moderat (wajar) dianggap isrâf dan tidak disenangi Islam.

  2. Sepanjang sejarah umat Muslim, kebebasan ekonomi sudah dijamin dengan berbagai tradisi masyarakat dan dengan sistem hukumnya. Nabi SAW tidak bersedia menetapkan harga-harga walaupun pada saat harga-harga itu membumbung tinggi. Ketidaksediaannya itu didasarkan atas prinsip tawar-menawar secara sukarela dalam perdagangan yang tidak memungkinkan pemaksaan cara-cara tertentu agar penjual menjual barang-barang mereka dengan harga lebih rendah daripada harga pasar selama perubahan-perubahan harga itu disebabkan oleh faktor-faktor nyata dalam permintaan dan penawaran yang tidak dibarengi dengan dorongan-dorongan monopolik maupun monopsonik. Lebih dari itu, Nabi SAW berusaha sungguh-sungguh untuk memperkecil kesenjangan informasi di pasar ketika beliau menolak gagasan untuk menerima para produsen pertanian sebelum mereka sampai di pasar dan mengetahui benar apa yang ada di sana.

  3. Setiap penyimpangan dari pelaksanaan kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu, penimbangan yang tidak tepat, dan niat buruk dikecam oleh Islam, demikian juga memproduksi dan memperdagangkan barang-barang dagangan (komoditas) yang tercela karena tidak baik dari alasan-alasan kesehatan ataupun moral sesuai dengan norma-norma Qur'ânî, seperti minuman-minuman beralkohol, minuman-minuman keras, pelacuran dan perjudian.

  4. Ekonomi Islam adalah ekonomi yang bebas, tetapi kebebasannya ditunjukkan lebih banyak dalam bentuk kerjasama daripada dalam bentuk kompetisi (persaingan). Memang, kerjasama adalah tema umum dalam organisasi sosial Islam. Individualisme dan kepedulian sosial begitu erat terjalin sehingga bekerja demi kesejahteraan orang lain merupakan cara yang paling memberikan harapan bagi pengembangan daya guna seseorang dan dalam rangka mendapatkan ridha Allah SWT. Jadi Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar memperhatikan bahwa perbuatan baik ('amal sâlih) bagi masyarakat merupakan ibadah kepada Allah dan menghimbau mereka untuk berbuat sebaik-baiknya demi kebaikan orang lain.

  5. Sistem ekonomi Islam sangat menentang terhadap tindakan-tindakan riba (pengambilan lebih dari jumlah uang yang di pinjamkan dalam pinjaman permodalan atau perkreditan) yang hal ini sudah dengan gamblang dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an :

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Al Baqarah : 275).

        1. Mengapa kita seharusnya menggunakan sistem ekonomi Islam dalam setiap kegiatan perekonomian yang kita lakukan.

Karena kita semua tentunya sudah tahu bahwa sistem ekonomi Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan kesamaan hak diantara sesama pelaku ekonomi serta menekankan kerja sama yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak.

Bahkan dalam beberapa tahun silam sekitar tahun 1997-1998 di Indonesia dilanda oleh krisis ekonomi yang sangat akut sehingga banyak perusahaan-perusahaan dan perbankan yang terpaksa gulung tikar karena kebanyakan dari mereka adalah menggunakan sistem ekonomi konvensional (kapitalis), dan terbukti hanya perbankan yang menggunakan sistem ekonomi syariahlah yang tetap survive dalam mengarungi kancah perekonomian.


BAB III

PENUTUP



  1. Simpulan

Sistem ekonomi Islam memang lebih unggul dibandingkan dengan sistem ekonomi manapun karena lebih mengutamakan kesepakatan bersama, prinsip keadilan, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai kerjasama yang baik dan sehat.

  1. Saran

Sebagai masyarakat muslim sudah sepatutnyalah kita semua untuk terus mendukung dan selalu menggunakan prinsip-prinsip dan sistem ekonomi Islam demi kemaslahatan bersama dan untuk menghindari berbagai ancaman keterpurukan ekonomi seperti yang sudah sering kita alami pada tahun-tahun sebelumnya atau bahkan yang masih tetap kita rasakan hingga sekarang ini.